ABSTRAK
Studi ini menyelidiki interaksi antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan dengan mengeksplorasi hipotesis Kurva Kuznets Lingkungan (EKC) dan Kurva Kapasitas Beban Lingkungan (LCC) dalam skala global. Dengan memanfaatkan data panel dari 146 negara yang mencakup tahun 1990–2022, penelitian ini menggunakan model ekonometrika tingkat lanjut untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor utama—konsumsi energi terbarukan, inovasi teknologi, keterbukaan perdagangan, dan penuaan populasi—mempengaruhi emisi karbon dan ketahanan ekologi. Hasilnya mengonfirmasi validitas hipotesis EKC dan LCC dengan emisi karbon mengikuti lintasan berbentuk U terbalik dengan PDB per kapita, mencapai titik infleksi pada $9239,99; faktor kapasitas beban menunjukkan hubungan berbentuk U, pulih pada PDB per kapita $27.345,71; Selain itu, energi terbarukan terbukti memiliki dampak positif jangka panjang pada ketahanan beban lingkungan, sementara efek pengurangan karbonnya lebih kuat untuk negara-negara pada tahap awal pembangunan ekonomi (dampaknya adalah -0,1492, -0,1332, dan -0,8034). Inovasi teknologi, meskipun berkorelasi negatif dengan kapasitas beban sebelum titik belok EKC, berkontribusi positif terhadap perbaikan lingkungan setelah titik ini. Keterbukaan perdagangan menunjukkan efek pengurangan emisi yang lebih kuat di negara-negara ekonomi maju (dampaknya adalah -0,2014 dan -0,1252), sementara pengaruh penuaan populasi bersifat heterogen—meningkatkan hasil lingkungan di negara-negara yang sangat terputus tetapi memperburuk degradasi di wilayah yang tidak terputus. Selain itu, penelitian ini mengonfirmasi keberadaan hubungan kopling yang tertinggal antara titik belok EKC dan LCC. Penurunan emisi karbon setelah titik belok EKC akan mendorong munculnya titik belok LCC. Akhirnya, strategi yang ditargetkan ini diusulkan.
Mencapai Pembangunan Berkelanjutan: Menjembatani Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Lingkungan Melalui EKC dan LCC
